Tersayat Parang
Artikel ini saya masukan ke Archive April dengan tanggal didalam artikel Archive Mei, karena Archive April masih sedikit. Harap Maklum.
Mendengar judul tersebut kemungkinan dua yang ada pikirkan, tangan atau hati yang tersayat… kalau tersayat di hati memang tidak sakit tetapi rasa yang tidak karuan pasti dirasakan. Kalau tersayat di tangan dalam pikiran kita pasti ini mau bunuh diri. Kali ini bukannya sayatakan mau bunuh diri atau luka di hati, kasus ini terjadi kemarin, sebelum kejadian saya berpikir hari kemarin merupakan hari terbaik bagi saya, tapi tak disangka hal buruk pun terjadi, mari dengarkan kisahnya…
Awalnya sebelum kejadian waktu disekolah tanggal 04-05-2013, saya sungguh senang mendapatkan pujian yang besar diantara semua teman sekelas karena tugas yang saya kerjakan. Rasa banga pun datang, setelah siang itu, saya pun pulang kerumah. Sesampainya dirumah saya langsung kekamar seperti biasa ganti baju terus baring. Tak lama kemudian terpikirlah saya untuk mencopy sebuah game dari laptop teman, akhirnya saya pun pergi, setelah membawa setengah data game, saya pun pulang untuk memindahkannya ke laptop. Sesampainya dirumah saya ketemu Ayah saya, dan ia pun minta tolong untuk mengambil sebuah batang pisang yang berdiameter sekitar 40 cm, dan tinggi sekitar 1,2 meter.
Sebelum mengambil batang pisang saya pergi sebentar untuk melanjutkan mencopy gamenya, setelah 20 menit akhirnya saya pulang, dan langsung mencopy dan mengambil parang untuk mengambil batang pisang. Sesampainya di tempat dimana batang pisang akan diambil, saya langsung memilih pisang dan mulai menebangnya, 2 batang saya ambilkan yang berukuran 25 cm dengan tinggi 2.5 meter, sisa potongan pun tak mau saya sia-siakan, kemudian saya tusukan parang ke sisa batang pisang, karena pegangan parang licin, akhirnya tangan saya pun tersusur ke parang.
Sret, akhirnya tiga jari saya tersayat besar, saya langsung pulang kerumah untuk meneteskan darah yang banyak, darah yang keluar sekitar ½ liter, tak lama dari banyaknya darah yang keluar saya hampir pingsan karena kekurangan darah. Segera mungkin om saya melarikan saya kerumah sakit, sesampainya disana darah saya masih menetes, dan mulai dicuci, dibersihkan, setelah itu disiram dengan air putih hangat dari sebuah botol obat. Saya bertanya kepada perawat di RSU dimana saya berada, “apakah ini tidak apa-apa”, Tanya saya. “ini tidak apa-apa kok tapi harus dijahit” jawabnya,… ya sudah mau diapakan lagi, yang terbaik harus saya lakukan, penjahitanpun dilakukan kira-kira selama 25 menit, yang menghasilkan 6 jahitan di jari kelingking, 5 jahitan dijari manis, dan 3 jahitan di jari tengah…
Setelah selesai saya baring-baring di kamar RSU tersebut, dan 10 menit kemudian saya berdiri, rupanya rasanya tetap sama baru 5 menit berdiri rasanya mau pingsan. Dari RSU Ayah saya pun datang menjemput akhirnya saya pulang dengan beliau. Setelah dirumah saya diberi minum, dan makan. Kakak saya bilang, “tadi mukamu udah kuat pucatnya macam ndak ada darah jak”.
Padahal dari lokasi kejadian terjadi jarak saya dengan rumah sekitar 50 meter, dan saya berjalan kerumah kemudian ke wc untuk membuang darah. Ya palingan itu sekitar 3 menit yang sudah menuangkan darah sebanyak ½ liter, belum lagi darah yang dirumah sakit.. bisa kebanyangkan. Sabtu 05-05-2013, saya tidak sempat pergi sekolah karena duduk sebentar aja sudah pusing apalagi berdiri.
Oh ya pesan saya, semoga kalian tidak mendapatkan kejadian seperti ini ya…
0 komentar:
Posting Komentar